Laut merupakan destinasi yang indah dinikmati, apalagi jika laut yang memiliki berbagai gradasi warna merah, biru dan sebagainya. Tapi apa sebenarnya yang membuat laut berwarna ?
Laut biasanya yang sering kita lihat adalah berwarna biru, namun sebenarnya air laut bisa berwarna apa saja tergantung dari partikel yang terlarut, kedalaman air dan jumlah sinar yang diterima.
Pada saat matahari menyentuh air yang jernih, cahaya dan inframerah terserap dengan cepat, sedangkan cahaya biru agak lambat. Hanya cahaya biru kehijauan yang dapat ditransmisikan ke dalam, kemudian ditebarkan dan ditransmisikan tanpa diserap. jadi karena cahaya biru kehijauan lambat terserap dan hanya cahaya biru kehijauan yang dapat ditransmisikan yang menjadi penyebab utama kenapa air laut berwarna biru.
Namun tahukah kamu, laut pun ada yang berwarna merah ? Merah ini berasal dari alga merah. ini merupakan suatu fenomena laut musiman yang terjadi didaerah pantai berkarang.
beberapa orang mengagumi perubahan warna laut ini yang awalnya berwarna pink. namun fenomena ini sangat berbahaya bernama Red Harmful algae bloom. Alga ini memiliki sel-selnya kaya pigmen phycoerythrin.
Penyebab ledakan populasi alga bisa beragam, mulai dari melimpahnya nutrien di laut atau yang disebut eutrofikasi hingga pemanasan global. Suhu air laut yang meningkat akibat pemanasan global memicu peningkatan metabolisme sel alga. Akibatnya, kecepatan pembelahan atau reproduksi alga juga meningkat. semakin cepat reproduksi maka akan mendominasi dan perairan berubah menjadi berwarna merah (Peneliti alga dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Boy Rahardjo Sidharta via kompas.com).
Adanya alga ini bisa memicu bencana bagi perikanan dan nelayan. Alga dalam jumlah besar akan membuat stok oksigen di perairan berkurang. Sejumlah kecil spesies alga menghasilkan toksin yang dapat ditransferkan melalui jaringan makanan dimana mereka dapat mempengaruhi dan bahkan membunuh organisme yang lebih tinggi tingkatannya seperti zooplankton, kerang-kerangan, ikan, burung, mamalia laut, dan bahkan manusia yang mengkonsumsinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Bukan hanya bagi lingkungan laut, red tide juga berbahaya bagi manusia. Kalau sampai terkena mata bisa terjadi iritasi. jadi sebaiknya jangan dekati jika melihat air laut berwarna merah ya! itu bukan darah juga ko hehe
Beberapa kejadian fatal yang disebabkan oleh fitoplankton beracun tercatat di perairan
Lewotobi dan Lewouran (Nusa Tenggara Timur), Pulau Sebatik (Kalimantan Timur), perairan
Makassar dan Teluk Ambon. Di beberapa negara maju, ledakan fitoplankton juga mendapat
prioritas penanganan mengingat dampak kerugiannya yang tinggi.
Beberapa penyakit akut yang
disebabkan oleh racun dari kelompok fitoplankton berbahaya adalah Paralytic Shellfish Poisoning
(PSP), Amnesic Shellfish Poisoning (ASP), dan Diarrhetic Shellfish Poisoning (DSP). Racun tersebut sangat berbahaya karena di antaranya menyerang sistem saraf manusia, pernapasan,
dan pencernaan. Semua penyakit di atas berkaitan dengan konsumsi kerang oleh manusia. Dan
2
faktanya, semua jenis fitoplankton yang beracun di atas dijumpai di beberapa perairan pesisir
Indonesia (Praseno DP dan Sugestiningsih. 2000. Red tide di perairan Indonesia. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi – LIPI, Jakarta).
Jadi, hati-hati ya sama sesuatu yang 'indah dan menarik' :)


0Komentar