tapi tidak, aku tidak merasa sendiri. aku ditemani dengan kamera favoritku, yang selalu menggantung dileher ini. beberapa peristiwa itu, aku potret.
Hari ini, aku menikmati sendirian.
biasanya kita selalu berempat, aku dengan kameraku.
dan kamu dengan kameramu,
kita sama-sama pengejar senja dan fajar.
kamulah yang semangat untuk mengajakku mencari sunrise dipagi hari.
bahkan, kamulah yang mengenalkanku pada senja.
aku cinta senja, sejak hari itu. bersamamu.
.
Kamulah, yang mengajarkanku teknik berfoto.
meski hasilku tidak sebagus denganmu,
.
Aku senang, pada detik-detik matahari itu akan pergi.
sesekali kita adu berfoto senja, tetapi lebih sering kali kita menikmatinya,
diatas bukit, dengan segelas susu putih hangat dan segelas kopi.
kita sama-sama menatap kedepan, melihat burung-burung akan pulang dengan latar belakang langit orange, indah.
Aku takjub melihat kebesaran tuhan. Terimakasih tuhan kau telah menciptakan 2 mata ini, alam yang indah dan menciptakan dia. sahabatku sampai kapanpun.
.
baru saja aku mengucap syukur atas kebesaran-Nya,
ternyata, hari itu adalah hari terakhir bersamaku.
ia akan pergi, entah pergi kemana. tanpa sebuah alasan.
ia pamit untuk yang pertama kalinya ku dengar,
.
keesokan hari, jejaknya telah menghilang
bagai ditelan senja.
aku selalu menunggu sampai fajar tiba,
aku benci kepergian seseorang tanpa sebuah penjelasan.
meski ada penjelasanpun, aku bahkan benci pada setiap perpisahan.
.
Sahabatku.
Aku rindu.
Ada salam dari sang fajar
Alam merindukanmu,
Bukit ini selalu menunggumu pulang.
.
Ayo kita jelajah lagi.
1Komentar