GUr7GfWoGpYiBSC5GUAoTSG0GY==

Mengenal Anak yang Tantrum

Tantrum atau mengamuk adalah ledakan emosi yang kuat yang terjadi ketika anak balita anda merasa lepas kendali. Tantrum adalah demonstrasi praktis dari apa yang dirasakan oleh anak dalam dirinya, merasa kacau, bingung dan berantakan. Hampir semua tantrum terjadi ketika anak balita sedang bersama orang yang paling dicintainya, artinya kemungkinan besar ketika bersama anda. 



Dari satu segi, percaya atau tidak mengamuk bersikap positif di dalam perkembangan anak. Amukan atau tantrum membuktikan bahwa anak anda mulai mengembangkan suatu perasaan akan diri dan tempat dirinya di dalam dunia. Mengamuk adalah cara anak menghadapi frustasi yang dia rasakan ketika dia tidak mampu lagi mempertahankan perasaan yang masih rapuh tentang diri dan tempatnya di dunia.

Jika anda harus berkata "tidak" kepada anak balita anda, tawarkan dua pilihan lain sehingga dia masih merasa memiliki kendali. Pilihan memberi kesempatan kepada anak untuk melarikan diri dengan tidak menghilangkan harga diri 

Studi kasus :

Charlie yang berusia 2 tahun mulai menggosok-gosokkan palu kayunya ke rambut keriting Jonathan, tetapi andi (ayah cika) turun tangan sebelum memikirkan kegunaan lain dari mainannya. "Ini charlie, ayo kita tukar," katanya. "Mana yang kamu pilih, sisir ini atau sikat merah ini ?" Dengan senang charlie menjatuhkan palunya. 

Anak balita yang tidak mengamuk mungkin sudah mulai memahami bahwa ungkapan emosi yang kuat tidak menyamankan keluarga mereka. Jika seorang anak balita mengetahui bahwa orang tuanya merasa sulit menghadapi kemarahan dan frustasi, dia bisa memutuskan bawa lebih aman untuk menghadapi emosi-emosi ini dengan cara yang lain. Menjadi bandel, keras kepala, sangat cerewet, sengaja lamban, terus aktif atau hanya menunggu (sesuatu yang sangat tidak biasa pada balita) semuanya ini adalah cara anak mempertahankan kendali diri dan menghindari amukan. 

Anak-anak menyesuaikan perilakunya dengan perilaku kita, Orang tua yang suka mengamuk mungkin akan mempunyai anak balita yang juga sering mengamuk. Orang tua yang berhati-hati dan dapat mengendalikan diri mungkin akan mempunyai anak balita yang berhati-hati dan dapat mengendalikan diri.

Tetapi satu hal yang saya temukan adalah anak balita yang tidak mengamuk cenderung berbeda secara sosial daripada anak yang mengamuk. Anak yang tidak mengamuk senang menyendiri dan tertutup. Mereka lebih memilih untuk menjauh dari ributnya kehidupan balita dan membiarkan orang lain maju lebih dulu. 

Anak yang tidak mengamuk memiliki sejenis kendali diri yang kelihatannya berlanjut ke masa kanak-kanak dalam bentuk keras kepala atau kecemasan dan kebutuhan akan peneguhan dan penjelasan. Di sisi lain, anak yang tidak mengamuk sepertinya juga memiliki kemampuan verbal yang baik, lebih sabar dan lebih percaya diri ketika mereka sudah mengetahui segala sesuatunya dengan lebih jelas. 


Anak balita yang tidak mengamuk seringkali juga merupakan teman yang mudah diajak bermain karena mereka menyesuaikan tindakannya dengan kebutuhan anak lain. 

Hal yang harus diingat orang tua adalah memberi perhatian kepada anak balita anda. Semakin banyak perhatian yang didapatkannya, semakin dia memahami dirinya sendiri dan semakin dia memahami dirinya sendiri, dia akan semakin bahagia. Bagi anak balita, perhatian adalah sama dengan cinta. Tetapi jika anda sibuk mengasuh bayi, bekerja untuk membayar utang, membersihkan rumah, memasak, dan melakukan hal-hal lainnya, anak balita anda bisa merasa tidak dicintai. 

Semakin belia usia anak balita, semakin banyak perhatian yang dibutuhkannya untuk tetap membuatnya bahagia.


Cobalah memikirkan anak balita anda sebagai sebuah sungai yang mengalir di antara kedua tepian dari pengasuhan anda sebagai orang tua. Jika anda menghentikan aliran pikirannya dengan memintanya untuk menunggu sebentar, dia tidak bisa menunggu dengan sabar. Seluruh aliran sungai mendorongnya dari belakang, semakin lama semakin besar dorongannya sehingga dia harus bergerak maju. Sungai ini perlu keluar, mengungkapkan diri, tetapi tidak ada tempat untuk mengalir jika dia dibendung. Akibatnya adalah pusaran air yang kacau, desakan ke depan dan belakang pada satu titik, pencarian rute keluar lain (di sinilah amukan dimulai, anak masih berdiri tetapi mulai mengentakkan kakinya dan memukul-mukulkan lengannya).

Akhirnya akan ada ledakan, banjir meluapi tepian yang biasanya menahan air sungai di tempatnya (anak menjatuhkan diri ke lantai, menjerit, memukul-mukulkan tumit, lengan, dan mungkin juga kepalanya). Ketika akhirnya arus deras berhenti, air banjir ini perlu ditangani dengan hati-hati. Mereka perlu diangkat dikembalikan ke dalam sungai dan tepian perlu dibangun kembali (anda memeluk anak yang mungkin masih terisak-isak dan membuatnya tahu bahwa bahkan jika anda tidak menerima perilakunya, anda masih tetap mencintainya, kemudian pastikan bahwa anda memuji keberhasilan diri anda sendiri dan sesegera mungkin meluangkan beberapa menit untuk anda sendiri)












Special Ads